Jumat, 20 September 2013

Aku, Kamu, dan Dia

Diposting oleh Rizka Puspita di 10.47 0 komentar
Ini cerita mengenai aku, kamu, dan dia. Kamu adalah sosok laki-laki yang pertama kali aku lirik dengan penuh tatapan tulus. Kamu yang selalu aku intip dari balik pintu kelasku. Kamu yang selalu aku perhatikan gerak-gerik acuhmu...
Dia, dia adalah sosok laki-laki yang selalu berada disampingmu. Dia adalah temanmu. Dia yang selalu memberikan informasi mengenaimu suatu hal yang penting hingga tidak penting. Tetapi hanya sosok 'Dia' yang mampu membuatku sangat nyaman...


       Sebut saja nama perempuan ini Riri Puspita, usianya 16 tahun dan duduk dibangku kelas 2 SMA. Riri mengambil jurusan IPA di SMAnya. Riri menempati kelas XI IPA 2. Beberapa bulan Riri menempati kelas barunya, Ia belum merasa nyaman karena, suasana kelas tersebut sangat berbeda dengan saat Ia duduk dibangku kelas 1 SMA. Ruang kelas yang lebih besar dibandingkan ruang kelas yang dulu. 
       Jam istirahat tiba. Riri duduk di depan kelasnya. Saat Ia duduk, Ia melihat sosok laki-laki yang sangat acuh dan 'sok kegantengan'. Riri penasaran dengan laki-laki tersebut dan ternyata laki-laki itu menempati kelas XI IPA 3. Riri semakin penasaran dan Riri menanyakan kepada Atika, salah satu teman sekelasnya "Itu cowok namanya siapa? Kok ganteng sih?" "Itu namanya Aditya Putra" Atika menjawab tanpa menanyakan sesuatu hal yang lain. Semakin lama, Riri semakin menyukai laki-laki itu. Riri biasa menyebutnya dengan sebutan 'Si Kamu'.
       Acara POR pun tiba. Acara POR adalah acara yang hadir disetiap tahun di sekolah Riri. Saat Riri berbaris, Ia mencoba melirik kanan-kiri untuk mencari sosok Si Kamu. Bingo! Akhirnya ketemu juga dengan Adit. Riri meminta tolong kepada temannya agar Adit mau berfoto bersama Riri. Dengan adu mulut yang panjang akhirnya Adit dan Riri berfoto bersama. Hati Riri sangat bahagia, lebih dari bahagia.
       Satu minggu kemudian temannya Adit yang bernama Dicky Wibowo memanggil Riri "Ri, sini dah!" Riri menoleh ke arah Dicky dan mengatakan "Lo lah yang kesini. Masa gue?" Dicky pun berjalan ke arah Riri, tibanya Dicky di hadapan Riri. Dicky mengatakan "Ri, bagi nomer lo dong!" Riri menanyakan "Buat apaan?" dengan santai Dicky menjawab "Buat smssan lah, tentang Adit deh pokonya" tanpa pikir panjang Riri memberikan nomor ponselnya kepada Dicky. 
      Malam hari itu tiba, Dicky mengirim pesan singkat (sms) kepada Riri "Test" dan Riri hanya membalas "Oke" Dicky membalasnya dengan cepat "Emang lu tau gue?" Riri membalasnya "Gak tau" Dicky membalas lagi "Ini gue Dicky XI IPA 3 yang sekelas sama Adit, yang minta nomer lo tadi" Riri membalasnya "Oh iya tau kok. Gue cuma bercanda" dan sms itu berlanjut hingga hampir larut malam. Kelanjutan sms itu adalah sebuah 'kode' dan 'perhatian kecil' dari Dicky untuk Riri. Dicky sering 'modus' terhadap Riri. Riri mulai nyaman dengan kehadiran Dicky, dan Riri menyebut Dicky 'Si Dia'. Riri merenung dalam hati 'kenapa gak Adit yang kaya gini ke gue....'.
       Esok paginya Dicky mengirim pesan singkat "Pagi Ri:)" dan sms itu berlanjut hingga Riri tiba di sekolah. Dari Riri tiba di sekolah sampai jam bel pulang berbunyi selalu melemparkan senyuman ketika Ia sedang menatap layar ponselnya. Riri sedang kasmaran dengan Dicky....
       Riri mendapat berita bahwa Dicky sering mempermainkan hati perempuan dengan cara modus, dll. Seketika Riri hening dan mearasa kecewa. Senyumannya berubah menjadi raut wajah yang lusuh. Mengapa saat Riri merasa nyaman dengan Dicky, Riri mendapatkan berita menyakitkan itu? Riri hanya diam dan berjalan untuk pulang ke rumahnya. 
       Setibanya Riri di rumah, Ia langsung mengirim pesan singkat kepada Dicky yang berisikan "Ky, gue mau ngomong sesuatu. Kalo niat lo deketin gue cuma mau mainin gue mending tinggalin gue" Dicky membalas dengan cepat "YaAllah, Ri-___-" Riri membalas dengan ketus "Gue lagi gak bercanda" Dicky membalas "Lo tau darimana?" Riri membalas "Dari temen gue" dengan cepat Dicky membalas "Dan lo percaya sama berita itu?" Riri membalas dengan emosi "Iyalah. Di temen gue". Percekclokan itu terhenti saat Dicky membalas "Gue gak ada niat buat deketin lu. Gue cuma mau temenan sama lo". Jleb! Riri menghening seketika dan nafas Riri tehenti sejenak. Rasa sesak yang dialami Riri membuat Riri tidak mampu memikirkan apapun selain Dicky. Dengan tegarnya Riri membalas "Enak bukan kalo lo udah jujur gitu" Dicky membalas "Iya....". Balesan itu yang membuat Riri semakin tidak habis pikir, apakah Dicky tidak mempunyai rasa bersalah? Apakah Dicky tidak ingin meminta maaf kepada Riri? Riri menahan semua air matanya...
       Bodohnya Riri masih saja menyimpan rasa kepada Dicky. Bukankah jika Riri masih menyimpan rasa kepada Dicky hanya membuat Riri semakin terluka? Saat di sekolah, Dicky selalu menatap mata Riri dengan manis. Seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. Bagaimana cara Riri untuk move on jika mata manis Dicky selalu menatap mata Riri? Mata Riri yang penuh harapan kepada Dicky. "Ky... Please come back!" keluh Riri dalam hati. Riri rindu akan semua lelucon Dicky. Riri rindu dipanggil "sssssttttt...sssssstttttt....Ri. Sini dong" Riri hanya menyaut "Sini dong". Riri rindu itu semua! Riri tahu itu hanya sebuah kenangan. Riri mulai takut untuk menatap mata manis Dicky lagi. Riri takut rasa sayangnya semakin dalam. Riri tahu bahwa cintanya akan kembali bertepuk sebelah tangan.
       Dibalik semua tatapan dan senyuman Dicky seakan-akan Ia menaruh rasa terhadap Riri. Riri bingung harus melakukan apa. Riri seorang perempuan, dan seorang perempuan tidak pantas untuk memulai segala hal secara terlebih dahulu. Pria yang harus memulai semua itu! Apa yang harus dilakukan Riri? Hanya diam dan menunggu tanpa melakukan apa-apa? Apakah harus Riri yang memulai itu duluan?
        Pada akhirnya cerita ini menemukan penyelesaiannya. Riri tahu bahwa ternyata Dicky hanya benar-benar memainkan hati Riri saja. Riri sangat menyesal telah meneteskan air mata yang begitu cepat seperti gemertik air hujan yang turun saat awan mulai gelap. Dan inilah saatnya Riri menata ulang hidupnya kembali.


The End
      
       
      

Senin, 01 Juli 2013

The Mistake

Diposting oleh Rizka Puspita di 10.28 0 komentar
      Sebut saja nama perempuan ini Abby Triana, panggil saja Abby. Abby adalah seorang anak perempuan yang berstatus pelajar kelas satu SMA. Abby tidak banyak tingkah, biasa saja, dan tidak pernah menoleh ke laki-laki yang ada di sekitarnya karena Ia masih terbayang-bayang oleh mantan kekasihnya saat Ia duduk dibangku SMP yaitu Robby Widyatama Jusuf, panggil saja Robby. Robby adalah kakak kelas Abby sewaktu SMP. Abby menganggap meskipun banyak orang mengatakan "Cinta masa SMP adalah Cinta Monyet" tapi Abby menghiraukan perkataan tersebut karena menurutnya Robby adalah laki-laki yang sangat istimewa.
      Abby mulai membuka diri untuk laki-laki yang ingin mendekat padanya meskipun Ia tahu hatinya selalu memilih Robby. Suatu hari ponsel Abby berbunyi dan ternyata ada pesan masuk untuknya. Setelah Ia buka ternyata itu dari Robby, Robby mantan kekasih Abby yang sangat istimewa. "Hai, By" isi pesan singkat dari Robby, Abby bingung. Apakah pesan ini harus dibalas? Apa dibiarkan saja seperti Abby yang diacuhkan oleh Robby setelah mereka berpisah. Akhirnya, Abby memutuskan untuk membalas pesan singkat itu "Hai juga. Ada apa ya?" tanya Abby dengan sopan. Lalu sms itu berlanjut sampai pada akhirnya Robby menanyakan "Kamu ingat dengan tanggal 15?" Abby terkejut membaca sms itu, sangat terkejut. Abby bingung ingin membalas apa "Apa mungkin dengan Robby menanyakan hal tersebut berarti dia ingin aku kembali ke pelukannya?" tanya Abby dalam hati. "Iya aku ingat. Memang kenapa?" Abby membalas dengan tenang. Setelah beberapa lama membahas hal tersebut Robby mengatakan "By, aku ingin kita seperti dulu tapi kali ini aku ingim serius. Aku tidak ingin main-main. Aku tidak ingin hanya menjadi kesenangan sesaat" Abby membalas "Maksud kamu hubungan kita kembali tetapi kamu ingin bersama denganku sampai nanti aku dewasa?" Robby membalas "Iya, Aku memilihmu untuk kembali bersamaku. Aku hanya ingin kamu" Abby bingung, lalu Abby menghiraukan pesan itu. Setelah Abby menghiraukan pesan itu, Robby menghilang bagaikan di telan bumi. Mengapa Robby datang disaat Abby ingin membuka lembaran baru?
      Abby berpikir bahwa omongan Robby hanya sekedar memberi sebuah harapan kosong. Abby sangat yakin, pasti Robby hanya kesepian sesaat. Robby hanya ingin mempermainkan perasaan Abby. Abby masih diselimuti rasa bimbang, gelisah, dan resah. Abby hanya berdoa kepada Allah "yaAllah andai Robby jodohku jangan biarkan dia jauh dariku tetapi kalau memang dia bukan jodohku tolong hilangkan rasa ini dan jauhkanlah dia dari hidupku. Biarkan dia menjadi masa lalu yang akan ku kenang bukan masa lalu yang harus dipikirkan terus menerus"
      Abby mulai membuka diri kembali setelah Robby memainkan perasaannya yang sangat tulus terhadapnya. Abby sedang dekat dengan teman satu sekolahnya yaitu Bara Pratama, panggil saja Bara. Abby sangat angkuh terhadapnya karena Abby tidak ingin jatuh ke dalam Black Hole yang sama. Abby sangat jutek terhadap Bara. Tetapi lama kelamaan Abby luluh karna Abby melihat bahwa Bara serius dengan dirinya. Pada akhirnya Bara mengungkapan perasaanya dan Bara meminta Abby untuk menjadi kekasihnya. Abby tanpa pikir panjang menerima permintaan Bara. Abby pikir dengan menerima Bara menjadi kekasihnya Abby dapat melupakan  Robby, tapi nyatanya apa? Abby selalu memikirkan Robby. Abby memang jahat ketika hatinya masih memilih Robby tetapi Ia malah memilih Bara. Bara yang hanya menjadi pelampiasan kekesalan Abby. Abby muak dengan rasa sayang yang tidak pernah ada untuk Bara akhirnya Abby memutuskan hubungannya dengan Bara yang hanya seumur jagung. "Munafik lo, By! Udah tau gak sayang sama Bara tapi lo terima dia! Stupid lo, By!" emosi Abby terhadap dirinya sendiri.  
      Setelah hubungan Abby dengan Bara berakhir Robby datang kembali. "Ah sial, mengapa dia datang tanpa diundang? Gue merasa kaya sampah setiap dia datang ke gue!" kesal Abby dalam hati. Tetapi saat Robby kembali, Robby tidak menanyakan hal seputar yang lalu, yaitu hal mengenai Robby mengajak Abby kembali kepadanya. Abby merasa Robby kembali kesepian sesaat sehingga Robby datang kembali kepada Abby. Abby sedang membuka account twitter miliknya tidak sengaja Abby membuka account milik Robby ternyata Robby tidak hanya sedang mendekati Abby tetapi Robby sedang mendekati perempuan lain. Abby merasa menyesal telah meninggalkan Bara demi Robby yang tidak pernah ada rasa serius terhadapnya. Abby merasa menjadi perempuan paling bodoh karena telah meninggalkan orang yang begitu sayang dengan tulus terhadapnya.
      Sebulan setelah kejadian itu Bara mendekati Abby kembali. Bara tidak pernah tau apa yang pernah terjadi di masa lalu Abby saat bersama Robby. Bara hanya tahu bahwa Robby adalah mantan kekasih Abby saat SMP. Abby tidak ingin Bara mengetahui masa lalunya bersama Robby. Bara meminta untuk Abby kembali padanya. Pada akhirnya Abby menerima kembali tawaran itu.
      Terkadang Abby masih sering memikirkan keadaan Robby. Entah sekarang Robby bahagia atau tidak yang terpenting Abby tidak jatuh ke Black Hole yang sama. Abby tau apa yang Ia lakukan dulu adalah sebuah kesalahan besar. Karena Abby mengambil keputusan saat Ia direndam oleh emosi yang sangat tinggi. Abby selalu berusaha belajar dari kesalahan dan Ia berusaha untuk benar-benar menghapus Robby dalam ingatan dan hatinya.








      
Flashback bukan berarti mau kembali.perhatian bukan berarti ada rasa lebih, dan bilang sayang bukan berarti mau jadi pacar.

 Think again, guys! ;)

Kamis, 31 Januari 2013

Akhir Cerita

Diposting oleh Rizka Puspita di 22.30 0 komentar
Anda merasa seperti seorang 'Pemberi Harapan Palsu'?
Tenang saja, Saya tidak pernah menganggap Anda sebagai seorang pemberi harapan palsu kok.
Lagi pula Saya tidak merasa sebagai Penerima Harapan Palsu.
Mungkin Anda yang terlalu percaya diri.

Mungkin Anda tidak akan ingat kapan Anda pernah mengatakan sayang terhadap Saya. Saya pun tahu itu tidak pernah penting bagi kehidupan Anda. Saya bukanlah salah satu bagian terpenting dikehidupan Anda yang lalu mau pun sekarang.
Kalau begitu... Coba posisinya yang kita balik! Coba Anda pikirkan baik-baik! Jangan kebanyakan minta maaf!
Anda tidak akan pernah tahu berapa kali Saya meneteskan air mata karena Anda. Saya rasa air mata itu sia-sia. Mungkin kali ini Saya yang terlalu bodoh tapi apa mungkin Anda yang jahat? Oh tidak! Anda memang orang baik kok. Anda orang baik...Baik untuk dilupakan tapi tidak pantas untuk dibenci!
Saya tidak merasa kalau Saya seperti orang yang disia-siakan oleh Anda. Tapi Saya merasa dimainkan oleh Anda. Semakin Saya mengingat Anda semakin tambah rasa sakit itu muncul. Rasa sakit yang Anda tidak akan pernah tahu rasanya. Sakit yang begitu dalam hingga mengganggu urusan Saya yang lain. Urusan yang jauh lebih penting dari pada memikirkan Anda. Memikirkan Anda sama saja membuang waktu Saya yang sangat berharga.

Saya kira cukup dan.... (look at the picture in under text)


THE END

 

Dreamer♔ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea